3 komentar

Bungkusan ekstasi saat gelar barang bukti kasus penyelundupan di Kantor Bea dan cukai Bandara Soekarno-Hatta, cenkareng, Banten, Sebanyak 20.800 butir ekstasi yang akan diselundupkan ke Sydney, Australia, melalui Terminal D keberangkatan berhasil disita petugas Bea dan Cukai. (Pembaruan/YC Kurniantoro). Kematian penyanyi Alda seolah mengingatkan kembali betapa dekat dunia hiburan dengan peredaran narkoba. Kendati narkoba tak hanya beredar di kalangan selebriti, bila ada salah satu artis atau pelawak ditangkap bahkan meninggal gara-gara narkoba, perhatian masyarakat lebih tersedot ke sana. Bagaimana pun artis adalah public figure yang gerak geriknya tak hanya menjadi perhatian tapi juga ditiru. Menurut kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Eko Haryanto. peredaran barang haram tersebut diduga sudah mencapai titik yang cukup mengkhawatirkan. Paling tidak, aparat keamanan sudah menangkap beberapa artis yang kedapatan menyalahgunakan narkoba. "Menurut pengakuan beberapa selebriti, dapat dikatakan jika peredaran narkoba di kalangan mereka sudah cukup mengkhawatirkan,"ujarnya. Memang dunia hiburan cenderung menjadi wahana subur untuk para pengedar. "Penyalahgunaan narkoba di kalangan selebriti terjadi karena tuntutan pekerjaan yang seringkali membuat artis membutuhkan dopping. Ditambah kebiasaan mereka clubbing hingga akhirnya menjadi pecandu," jelas pengajar mata kuliah Kejahatan Narkotika di Jurusan Kriminologi FISIP UI ini. Sedangkan dari sisi pengedar, lanjut Eko, berita-berita mengenai ditangkapnya beberapa selebriti yang kedapatan menggunakan narkoba dianggap sebagai bentuk promosi gratis terhadap peredaran barang haram tersebut. Pada masa-masa awal peredarannya, menurut dia, tidak banyak masyarakat yang mengetahui apa yang disebut narkoba. Namun, lambat laun berita-berita yang dimuat di berbagai media semakin memperkenalkan apa itu yang disebut narkoba. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat mengkonsumsi narkoba adalah :
  • Tawaran teman
Dunia selebriti memang dekat sekali dengan bahaya narkoba. Namun, banyak yang tidak mau membuka aibnya karena takut merusak citra yang terlanjur dibangun. Namun, Novita Ardhana malah berpikiran lain. Dengan blak-blakan, Novi mengaku bahwa ia pernah menjadi pecandu narkoba. Tak tanggung-tanggung, Novi terbenam dalam dunia gelap itu selama tujuh tahun. Persentuhan Novi dengan narkoba bermula di tahun 1993. Saat itu, ia tergiur dengan tawaran pil ekstasi dari seorang temannya. Apalgi kondisi mental Novi saat itu sedang tidak baik. Perjalanan Novi di dunia narkoba terus berlanjut. Dimulai dari ekstasi, ia kemudian mencoba shabu-shabu ganja hingga putauw dan lainnya. "Dua tahun terakhir sebelum terhenti saya menggunakan narkoba setiap hari. Sehari saya bisa menghabiskan uang satu sampai satu setengah juta hanya untuk membeli narkoba,"bebernya. Akibatnya, kariernya yang tengah menanjak langsung merosot tajam. Semua karena narkoba. "Para produser nggak mau lagi memberi saya pekerjaan. Pasalnya, saya sering tidak disiplin,"ungkapnya.
  • Ingin Coba-coba
Ingin coba-coba atau biar dibilang gaul adalah salah satu faktor pendukung dalam penggunaan narkoba ini, namun merekan yang menggunakannya tidak menyadari bahaya yang akan timbul atas niat coba-coba mereka ini.
  • Menghilangkan stress akibat terlalu banyak masalah
Berdasarkan hasil survey faktor ini termasuk yang paling tinggi, karena merekan ingin masalah yang mereka hadapi dapat mereka lupakan sesaat, tapi tidak berpikir panjang bahwasanya masalah tersebut bukannya hilang tapi akan timbul masalah baru.